Selasa, 06 Maret 2012

ANALISIS KUALITATIF

Analisis kualitatif atau disebut juga analisa jenis adalah suatu cara yang dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa.
Dalam melakukan analisis kualitatif yang dipergunakan adalah sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisika maupun sifat-sifat kimianya.

Tujuan analisis kualitatif adalah untuk memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur.
Analisis kuantitatif berhubungan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel.
Analisis kualitatif diperuntukkan untuk analisa komponen atau jenis zat yang ada dalam suatu larutan.
Analisis kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.

 

ANALISIS KUALITATIF KATION & ANION

Banyak ion-ion terlarut yang kita temui di sekitar kita misalnya pada air laut, sungai, limbah, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk. Unsur logam dalam larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan unsur non logam akan membentuk ion negatif atau anion. Metode yang digunakan untuk menentukan keberadaan kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif. Untuk senyawa anorganik disebut analisis kualitatif anorganik. 

Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif.
Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya.
Beberapa metode analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah.
Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk mengembangkan suatu metode analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana yang dipunyai hampir semua laboratorium.
Sifat fisika yang dapat diamati langsung seperti warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.
Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti reaksi asam basa, redoks, kompleks, dan pengendapan. Hukum kesetimbangan massa sangat berguna untuk menentukan ke arah mana reaksi berjalan.

Dalam pelaksanaan analisis kualitatif anorganik banyak digunakan reaksi-reaksi yang melibatkan pembentukan ion kompleks. Suatu ion atau molekul kompleks terdiri dari satu atom pusat dan sejumlah ligan yang terikat dengan atom pusat tersebut. Atom pusat memiliki bilangan koordinasi tertentu yang menunjukkan jumlah ruangan yang tersedia di sekitar atom pusat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan  hanya modifikasi kecil.
 

Menentukan adanya kation dan anion dalam suatu analit, baik yang terdiri dari zat tunggal (satu kation dan satu anion) atau zat majemuk atau campuran (lebih dari kation dan anion) memerlukan sistematika tertentu. Apabila analit berupa larutan dapat langsung dianalisis, tetapi apabila berupa zat padat atau campuran padat atau cair maka perlu dicari pelarut yang sesuai. 

Harus disadari bahwa cara yang dilakukan untuk melakukan analisa kualitatif yang cepat dan tepat diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai sifat fisis bahan-bahan yang dianalisa, seperti misalnya warna, bau, warna nyala, titik leleh, bentuk kristal, serta kelarutannya. Pengetahuan ini sangat diperlukan dalam menarik kesimpulan yang tepat.

Berdasarkan metodenya, analisa kualitatif dapat dikelompokkan dalam dua kelompok. Pertama, analis bahan berdasarkan karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis dan kesamaan. Kedua, analisis bahan berdasarkan metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis anion.

Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum, adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Secara sistematik cara analisis kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan, hal ini didasarkan pada sifat kation tersebut terhadap beberapa pereaksi tertentu membentuk endapan atau tidak, dengan kata lain klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan. Cara pengenalan anion dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu berdasarkan Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam kalsium, barium, cadmium dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakannya, yaitu pemeriksaan anion yang dapat menguap bila diolah dengan asam, dan pemeriksaan anion berdasarkan reaksinya dalam larutan.

Analisis kuantitatif sebagian besar didasarkan pada kesetimbangan untuk memisahkan dan megidntifikasi ion yang sejenis. Kesetimbangan asam basa, kesetimbangan heterogen, kesetimbangan redoks dan kesetimbangan ion kompleks merupakan jenis-jenis kesetimbangan yang digunakan dalam analisis kualitatif anion.

Senin, 05 Maret 2012



Angka" Penting Pada Alat" Ukur Kimia

Angka Penting, sejenis konvens, penulisan bilangan hasil dari pengukuran. Konvensi ini menjadi penting dalam sains (termasuk didalamnya kimia) karena salah satu ciri dari sains adalah dapat diukur.
Definisi angka penting itu sendiri adalah angka yang diperoleh dari hasil pengukuran. Setiap pengukuran menghasilkan dua angka: angka pasti dan angka takpasti. 
Angka pasti adalah angka yang diberikan oleh alat ukur sesuai dengan ketelitiannya.
Angka takpasti dalam ilmu pengukuran disebut error atau uncertainty adalah ketidakpastian karena keterbatasan alat ukur. Tidak ada dan tidak mungkin ada di dunia ini ada alat ukur yang tidak memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, setiap pengukuran pasti menghasilkan ketidakpastian. Namun, tidak semua angka hasil pengukuran merupakan angka penting.
Berikut ini adalah angka-angka penting yang terdapat pada alat-alat ukur kimia:


1. Beker
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrBdu-mlTfK2qtL9LBIb1xRkPijEE8AyM7l85tU_NwVeY8QBwUPuDgStwx3eYBBDPXkkilIuWlSi2gAzj2FrInJEBRWP5N34E3JII2t3qiiN3Vfv94lHS98kJ6wnUxusiE6d6Ci4w7DTf2/s200/beker.jpg

Beker atau kadangkala disebut sebagai gelas beker adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam laboratorium. Beker secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai beberapa liter.
Beker dapat terbuat dari kaca (umumnya kaca borosilikat ataupun dari plastik. Beker yang digunakan untuk menampung zat kimia yang korosif seperti asamatau zat-zat lainnya yang sangat reaktif biasanya terbuat dari PTFE ataupun bahan-bahan yang reaktivitasnya rendah.
Beker dapat ditutup dengan kaca pengamat untuk mencegah kontaminasi dan penyusutan zat. Beker seringkali dibubuhi dengan ukuran yang terdapat pada sisi beker yang mengindikasikan volume tertampung. Sebagai contoh, beker dengan volume 250 mL ditandai dengan garis-garis yang mengindikasikan volume zat tertampung sebesar 50, 100, 150, 200, dan 250 mL. Keakuratan ukuran ini sangat bervariasi.
Beker berbeda dengan labu laboratorium terlihat dari sisinya yang lurus dan bukannya miring. Biasanya beker lebih sering digunakan dalam percobaan kimia dasar.


2. Buret
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd6wbeueWIiEGm4kLiOrA4-atrO73Aa5DZ2qvfW0xwySuFdGKNzrVbGVVRuK01xADP0xd_JrewPE9qcKT-iVIEZmRkrsSNQne9axO5DjCgODH-JMK76U_Kui3dPUbjOS39mgEi5tmq79rU/s200/Buret.jpg

Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Ia digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. Buret sangatlah akurat, buret kelas A memiliki akurasi sampai dengan ± 0,05 cm3.
Oleh karena presisi buret yang tinggi, kehati-hatian pengukuran volume dengan buret sangatlah penting untuk menghindari galat sistematik. Ketika membaca buret, mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk menghindari galat paralaks. Bahkan ketebalan garis ukur juga memengaruhi; bagian bawah meniskus cairan harus menyentuh bagian atas garis. Kaidah yang umumnya digunakan adalah dengan menambahkan 0,02 mL jika bagian bawah meniskus menyentuh bagian bawah garis ukur. Oleh karena presisinya yang tinggi, satu tetes cairan yang menggantung pada ujung buret harus ditransfer ke labu penerima, biasanya dengan menyentuh tetasan itu ke sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.


3. Gelas Ukur
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_byp0eUKBrDqAVMtyNujJlBnxMJIrEc52TGsNVPL7WLid0KG5Yb51yCE7lSKyU9iHv2QidhVi9kcPcMffNUBpof7zn3r3v-4jIGEZ7yKugDfwL0j__vVquW_E6Hcyb36deDtxtOlmPGpr/s200/gelas+ukur.jpg

Gelas ukur adalah alat yang biasanya dipakai untuk mengukur takaran benda cair. Gelas ukur ini sering digunakan dalam dunia masak-memasak. Akan tetapi, gelas ukur juga dipakai dalam percobaan kimia di laboratorium. Nah untuk membedakannya, gelas ukur yang dipakai di laboratorium disebut dengan tabung kimia. Lalu, seperti apakah bentuk gelas ukur ini?Gelas ukur untuk memasak bentuknya lebih menyerupai gelas. Hanya saja, bentuk bagian atasnya lebih melebar dari bagian bawahnya. Sementara gelas ukur untuk percobaan kimia bentuknya lebih menyerupai tabung. Karena itulah, disebut dengan tabung kimia.
Umumnya, gelas ukur terbuat dari bahan plastik dan gelas atau kaca. Selain bahan pembuat, bentuk gelas ukur saat ini juga lebih beragam lho. Bahkan, ada gelas ukur yang berbentuk seperti kepala telur, lho. Lucu sekali kan! Nah meski bahan pembuatnya berbeda-beda, kegunaannya masih tetap sama, yakni sebagai alat ukur.
Fungsi gelas ukur untuk memasak hampir sama dengan timbangan. Bedanya, gelas ukur dipakai untuk benda cair, sedangkan timbangan lebih sering digunakan untuk benda padat. Meski begitu, gelas ukur juga berguna untuk mengukur takaran benda padat. Nah, benda padat yang dimaksud di sini adalah yang berbentuk bubuk. Misalnya gula, tepung, dan beras.
Takaran bahan berbentuk bubuk di gelas ukur dan timbangan tak selalu sama. Bisa demikian karena dipengaruhi oleh kepadatan bendanya. Jadi, 1 gram tepung terigu di gelas ukur belum tentu sama bila diukur dengan timbangan. Walau berbeda, biasanya selisihnya takkan jauh. Tapi jangan khawatir, permasalahan ini telah terpecahkan. Untuk mendekati keakuratan penakaran bubuk pada gelas ukur, gunakan saja gelas ukur digital.


4. Labu Ukur 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWEzDvtK7JPBBm2xUpUNVN9rXeEitK0SoXHrGESmrln9ySHk33z0pbHqWHbctThS5V8HkoAhxTlhjKpQwS9r8-7mEGyP0PZwhFkLaqUR2daxjU_BdsQnXSdx8WguUm8QF7u1lfjFb36lFX/s200/labu+ukur.jpg

Labu Ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara      5 mL sampai 5 L dan biasanya instrumen ini digunakan untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna, penambahan aquadets hingga dasar meniskus yang menyentuh leher labu ( meniskus berada di atas garis leher ).


5. Piknometer

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMwLdr6JTOyw3zvVEy2INlDvb2y8wmClvdFqOcb-o3hS4AiuHcIkQIMEdGJXKGS6iuwQH4OkBz5BP89lbQBcck-0lNrhPq7iyyA-6YxazpH32ww8Y1_BKAreLHqIJfzlwqlH5OyVf1ZqN1/s200/piknometer.jpg
Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca, bentuknyamenyerupai botol parfum atau sejenisnya. Jadi dapat diartikan disini, piknometer merupakan alatyang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida.Terdapat beberapa macam ukuran dari piknometer, tetapi biasanya volume piknometer yang banyak digunakan adalah 10 ml dan 25 ml, dimana nilai volume ini valid pada temperature yangtertera pada piknometer tersebut.


6. Pipet Volume

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhq3ozmDXxGZp_CSbkoMVwGeJGX0i7xKecbvw2yyhnTbNsCXQ1VreUBw8M1Ud4qkEvTK83bY_-0mQztQNP5RhkZJPlILKugWIGvAIuxDZA7ryp__SalThudIuWeKsdSmm96d_mKSXR7eASE/s200/pipet+volume.jpg

Pipet ini berbentuk seperti dibawah ini. Digunkan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan.